Layaknya mimpi dadakan catatan timbul tatkala epidemi keboyakan menjalar. Luntang-lantung tanpa pegangan, naskah hadir menampung jiwa yang terapung-apung. Menulis bukan cuma mengarsip, namun menyusun kata-per-kata berarti pula menyulut afeksi persahabatan, menggiring pada pengetahuan, mendidik sosialisasi, menyampaikan amanah serta mengajarkan keadilan. Melalui manuskrip-manuskrip kehidupan, tanpa sungkan telah dibawanya saya berkunjung menemui beragam realitas dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar