Minggu, 05 Desember 2010
Si Kecil dan Serdadu Kebasahan
Di kelebatan hujan, dari arah utara Jalan Mataram muncul sebuah truk tertuliskan Yonif 407/PK. Segerombolan serdadu berseragam hijau lumut terlihat kebasahan di atas bak truk tanpa terpal itu. Lampu lalu lintas di perempatan Hotel Melia Purosani menyala merah, saat mereka saling berdempetan satu sama lain dan tertawa terbahak-bahak. Suaranya teramat kencang sampai menarik perhatian orang yang melintas maupun sedang berteduh di pinggir jalan. Tapi hanya satu orang saja yang tidak menoleh.
Si kecil bertelanjang dada dengan riangnya bermain air di ujung gang sempit tepi jalan besar. Hujan masih sangat deras, rambut cepak anak itu berair, bagian depannya menempel dikening, mengalir membasahi muka, sampai bersimbah di badannya. Cukup mengenakan celana pendek berwarna biru tanpa busana untuk tetap membuatnya terus larut dalam becek. Seakan tak bergeming dengan suasana sekitar, yang mungkin saja terus memperhatikan polahnya.
Sambil jongkok ia memutar jari-jari tangan di atas keruhnya genangan. Sesekali berlarian kesana kemari tanpa kepastian, seraya melompat-lompat tak beralas kaki. Bahkan si kecil pun tak melihat seorang ibu muda penjual jenang yang sedang kesusahan mencari posisi nyaman antara memegang payung, menggendong bakul di punggung, dan menenteng ceting.
Beberapa butiran air berjatuhan dari atas genteng toko ke kubangan membentuk spiral, si kecil kian terbenam. Ia terkesima sampai-sampai tak mendengar satu kompi serdadu telah tertawa lepas dengan kerasnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar