Angin bertiup sangat kencang tadi siang. Kencang sekali, tak umum. Ranting pohon berkibas meliuk-liuk, daun berguguran, buahnya berjatuhan meski belum matang. Berlangsung cukup lama, barangkali sekitar 45 menit. Usai itu cuaca terlampau terang. Matahari tak pelit membagi sinarnya. Tapi sporadis air hujan turun sedikit demi sedikit, perlahan-lahan seperti butiran debu, padahal surya belum menghentikan pancarannya.
Dan sekarang langit mendung, hitam pekat. Hujan sudah tak malu-malu lagi membasahi jagat, masih pula diiringi sisa-sisa angin. Seorang kerabat mengabarkan tetangganya meninggal tertimpa pohon yang dirobohkan puting beliung. Selang beberapa saat, aku peroleh desas-desus sebuah pohon besar di suatu tempat tumbang menimpa tiang listrik, membuat aliran padam. Papan baliho ambruk. Terdengar sirine meraung dari jalan raya. Tak tahu aku berasal dari mobil apa, ambulance, polisi, atau pemadam kebakaran. Aku pikir telah terjadi bencana di kotaku.
Sementara awan gelap tetap menyelimuti. Sampai saat ini aku masih merasakan suasana mencekam, meski malapetaka telah reda. Semoga tak terjadi apa-apa di bumi manusia.
15.16
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar