Pages

Minggu, 31 Oktober 2010

Gadis Muda Pembenci Bali

Perempuan itu berparas molek. Meski ia sendiri tak mengakui dirinya cantik. Entah, sebab apa, tak seperti kebanyakan wanita yang selalu ingin dipuji. Rambutnya? tak mengerti aku, ia berjilbab. Terlihat anggun kala serasi mengenakan kerudung dan baju ungu. Bulu matanya lentik bak embun, berpancar tatapan kasih. Alis tak terlampau tebal, mukanya tanpa sececah pun noda, lembut putih sedikit kuning langsat. Bibir merah muda, bila tersenyum pipinya mengembung, memberi kesan tersendiri. Tubuhnya? ia bilang gemuk. Tapi digambarnya, tak nampak sedikit pun lemak berlebih.

Aku mengenal dekat lewat tulisan, bukan suara apalagi persuaan. Menerka watak hanya dari barisan kata-kata, tersusun kalimat, membentuk paragraf. Bisa aku nilai sekarang meski masih dengan segala kedangkalanku, ia punya sikap. Animonya pada Islam menganggumkan, konon lantaran keluarganya agamis, tapi aku kira berpadu pula dengan pengalaman lalu meracik prinsip itu jadi falsafah hidupnya, dan semoga tetap konsisten.

Satu hal membuat aku penasaran, bahkan pada Bali saja ia benci setengah mati. Ya, dia si gadis muda pembenci Bali. Penggeram hingar bingar Pulau Dewata. Sejengkal pun kakinya tak akan menginjak tanah Bali. "Ahh, lagi-lagi aku akan bicara soal klise. Kau tak seumum perempuan kebanyakan, semoga aku tak salah membacamu. Dan biarkan senyaman ini. Nantilah bila dikehendaki, ada masanya kita bertemu."

3 komentar:

  1. Gak cuma si gadis itu saja yang benci Bali. Bapakku gak mau 2 kali menjejakkan kakinya di Bali. Dulu ia terpaksa karena urusan kantor. Disana banyak-banyak ia mengelus dada melihat para wanita semudah itu mengumbar dada. Mereka berjalan tanpa malu, mungkin bangga dengan onderdil yang melekat di badannya. Entah itu asli atau silikon. Namun, bapakku slalu brucap jangan sampai untuk kedua kalinya ia mendatangi Bali. =)

    Eh gabung disini http://www.shvoong.com/aff-81209/
    qt dibayar buat tulisan yang kita masukin ke situ

    BalasHapus
  2. kenal lewat mana gi...?

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus