24 jam ini waktu sangat meletihkan. Awal, terjaga kesiangan. Maksud bangun lebih pagi, tapi tak juga bisa. Tiap menyibak mata, jam dinding selalu diangka 9. Sejenak mengembalikan kesadaran bersandar di atas dipan, setelah 7 jam tidur. Baru jam 2 pagi saya terpejam.
Sesudah itu, melangkah menuju kamar mandi. Membasahi tubuh. Air kran menyala mengisi bak, suaranya terdengar deras. Sabun dibasuhkan, hilang bau kecut di badan. Odol dan sikat membantu memutihkan gigi, nafas juga wangi. Selesai, dan berdandan. Solat subuh, walau sudah siang tetap dijalani, daripada tidak. Bunyi kres..kres, sumber ada di dapur. Sebungkus Indomie diremuk. Ibu sedang menyiapkan sarapan. Mie rebus menu pagi ini.
Bersiap. dan tepat pukul 10, saya berangkat ke Kantor. LBH Yogyakarta. jam 11 ada janji dengan beberapa siswa SMAN 1 Gamping, Sleman untuk menyerahkan kartu pelajar dan foto copy raport serta tanda tangan surat kuasa. Sehari sebelumnya 14 Juli sudah datang ke kantor, mengadukan kasus yang menimpa mereka. Wartawan penuh sesak kala itu. Berburu berita. Terdapat 5 remaja SMA dan beberapa perwakilan orang tua murid serta komunitas peduli pendidikan. Ada dua kasus, pertama, masalah tidak dinaikkannya siswa-siswa tersebut ke kelas 3. Alasan tidak naik karena kelimanya mengadakan demonstrasi, menuntut transparansi sekolah. Sesungguhnya ada 13 anak yang tinggal kelas, tapi hanya 5 orang yang bisa hadir. Kedua, kasus dugaan adanya pungutan liar uang seragam penerimaan murid baru di sekolah-sekolah negeri.
10.20 Saya tiba di kantor. Halaman sudah penuh kendaraan. Ternyata hari ini ada pers confrence lagi. Kali ini terkait kasus pemukulan oknum polisi terhadap tersangka. Kantor kebanjiran juru warta lagi. Saya terlambat, pertemuan sudah berlangsung. Sebentar saya mengikuti, menyaksikan sang ibu tersangka menangis. Disamping duduk kerabat anaknya. Sang anak jadi korban. Ia ditahan atas kesalahan yang tidak dilakukannya. Mukanya harus lebam pula, dipukul si bapak berseragam coklat. Sekitar 15 menit berlalu, persuaan dengan juru warta usai. Saya kembali ke aktifitas semula yang sempat tertunda. Mengerjakan desain banner untuk stand LPM Keadilan. Hari sabtu akan ada festival pers mahasiswa di Beteng Vredeburg. Diselenggarakan oleh LPM Himmah, dalam rangka Milad. Hanya pekerjaan ini urung saya lakukan. Corel di laptop tak bisa dibuka.
Tak lama, lalu seluruh staf diminta kumpul pimpinan. Briefing kasus yang masuk. Koordinator dan kerja dibagi. Saya dapat tugas, mengampu kasus murid tidak lulus. Tapi bukan sebagai penanggungjawab. Sedangkan yang lain, menyelesaikan kasus kekerasan polisi dan pungutan liar.
Sudah pukul 11, mereka tak juga tampak. Rapat masih berlanjut, namun hanya divisi ekosob. Pungutan liar dan perkara murid SMA jadi topik bahasan.
kisah satu hari ini masih panjang, tapi jam dinding sudah berdentang. Jarum pendek menunjuk angka 3 dan jarum panjang di angka 9. 14.45. Mata semakin berat saja. Saya berhenti sejenak bercerita, menulis hal tak penting ini. Sambung esok lagi.
*15 Juli 2010
Jumat, 16 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
jadi tau keseharian yogi ne melalui ni tulisan...........
BalasHapusyupz.
BalasHapusMakasih.
btw ini siapa ya?
hehehehee..
Wah menraik tentang kasus pemukulan oknum polisi terhadap tersangka sampai2 kantor kebanjiran juru warta lagi. HJadi tk tega lhat sang ibu tersangka menangis itu, nice posting Gie, keep linked.
BalasHapus